Translate

Rabu, 26 Agustus 2015

Libido Seks Meningkat Karena Keenakan Dipijit

Libido Seks Meningkat Karena Keenakan Dipijit

Cerita Seks Terbaru, Cerita Dewasa Hot, Cerita Mesum Seru - Setelah sebelumnya ada cerita dewasa terbaru bergambar Ketahuan Sedang Asik ML Diruang Kampus Oleh Orang Lain, kini ada cerita sex mesum Libido Seks Meningkat Karena Keenakan Dipijit, selamat membaca.

Kisah ini saya ceritakan sebagai pengalaman nyata yang pernah saya alami ketika saya tinggal di Banyuwangi beberapa bulan yang lalu. Ketika itu saya sempat berkenalan dengan seorang tukang pijat yang hidup seorang diri tanpa keluarga di rumah kontrakannya. Kalau anda berminat mengetahui kisah selanjutnya silahkan membaca cerita berikut ini.
Libido Seks Meningkat Karena Keenakan Dipijit
Libido Seks Meningkat Karena Keenakan Dipijit

Di sekitar tempat tinggal saya ada seorang tukang pijat yang sangat banyak sekali pelanggannya. Setiap hari rumahnya tidak pernah sepi dari pengunjung. Saya sendiri baru tahu dari tetangga yang lain, bahwa ia juga pandai mengobati berbagai macam penyakit dan pandai meramal nasib orang. "Oh pantas pelanggannya banyak.." ujar saya. Mendengar bahwa bapak tukang pijat ini juga punya kepandaian meramal nasib orang, saya jadi punya keinginan juga datang ke rumahnya. "Siapa tahu ramalannya benar.." pikir saya.

Ketika kesempatan nama saya dipanggil oleh asistennya untuk masuk ke kamar kerjanya, tidak terpikir sebelumnya oleh saya bahwa bapak tukang pijat itu orangnya sangat ramah. Melihat tubuhnya yang hitam kekar, berkumis lebat dan berkepala agak botak serta sorot matanya yang tajam, saya mengira bahwa ia orang yang pendiam dan mungkin angkuh.

"Maaf.. nama Mbak siapa ya?" ia bertanya pada saya.
"Linda nama saya Pak.. kalau nama Bapak siapa?" tanya saya kembali.
"Hasan.." jawabnya singkat.

Kemudian setelah sedikit berbasa-basi dan menanyakan maksud kedatangan saya, Pak Hasan menyatakan bahwa ia sangat senang mendapatkan tetangga baru seperti saya. Kebetulan memang saya baru beberapa hari ini mendapatkan rumah kontrakan di daerah tersebut. "Mbak Linda punya usaha salon ya.." katanya sambil matanya tertuju ke belahan payudara saya yang agak membusung. Dan memang saya akui bahwa saya termasuk waria yang paling suka berpakaian sexy dan lebih senang kalau ada yang memperhatikan. "Betul Pak.. memangnya kenapa Pak?" kata saya sambil membetulkan kancing paling atas dari baju saya yang sebelumnya terbuka.

"Mau saya ramal apanya nih..?" katanya menggoda sambil mengisap rokoknya dalam-dalam.
"Ya apa saja Pak.. usaha bisnisnya, atau masa depannya atau jodohnya gitu lho Pak Hasan.."
"Ya.. ya.. saya tahu itu.. tapi Mbak Linda harus tahu juga kalau mau diramal harus ada syaratnya.." ujarnya lebih nakal karena matanya sudah berani dikerdipkan ke wajah saya dan tangannya yang besar serta berbulu lebat mulai berani menyenggol payudara saya.
"Ah.. jangan begitu ah Pak.. Bapak minta bayaran berapa saja pasti akan saya kasih, yang penting ramalannya memang benar Pak.." jawab saya.
"Tapi betul nih.. Mbak Linda nggak bakalan marah kalau syaratnya saya ungkapkan..?" katanya meyakinkan.
"Benar Pak, berani sumpah.. saya nggak akan marah kok.. lha wong saya yang butuh kok.." jawab saya tidak kalah meyakinkan.

Kemudian secara terus terang dia mengatakan kepada saya bahwa dirinya sangat suka terhadap waria. Apalagi waria yang cantik dan montok seperti saya. Dengan pakaian yang sangat mini dan bagian atas pundak yang terbuka sehingga lebih menonjolkan kedua payudara saya itu, ditambah dengan dandanan saya yang sangat sensual membuat Pak Hasan sangat ingin mencicipi kemolekan tubuh saya katanya. Waktu tanpa sadar saya menyibakkan rambut yang tergerai sampai di pundak dengan kedua tangan saya, ia melihat kedua belah ketiak saya.

"Wah bulu ketek Mbak Linda lebat juga ya.. jadi pingin jilat nih.." katanya tambah nafsu.
"Ah.. Pak Hasan bisa saja," ujar saya salah tingkah.

Dan yang membuat saya jadi tambah deg-degan adalah ucapannya yang menyatakan bahwa ia paling suka menyetubuhi waria dengan terlebih dahulu mempermainkan sekujur tubuh si waria itu di atas tempat tidur. Sedangkan si waria harus tidur terlentang di atas tempat tidur dalam keadaan terikat kedua tangannya. Walaupun belum pernah mengalami dan merasakan berhubungan seks seperti itu, saya jadi "horny" juga waktu Pak Hasan tanpa malu-malu memelorotkan celana panjang dan celana dalamnya untuk memperlihatkan kemaluannya yang hitam panjang dan berurat. "Nih kalau Mbak Linda mau.. nanti saya kasih emut kontol saya yang besar ini.." Dan akhirnya karena tidak tahan melihat kemaluan yang perkasa seperti itu, saya pun tidak dapat menolak dorongan nafsu yang sudah berkecamuk di dalam diri saya untuk dapat merasakan nikmatnya disetubuhi oleh orang segagah Pak Hasan.

Acara "ritual" yang Pak Hasan rencanakan pun dimulai dengan mempersilakan saya berbaring di atas tempat tidur satu-satunya di kamar itu yang biasa dipakai oleh Pak Hasan memijat pasien-pasiennya. Kemudian kedua tangan saya diborgol ke atas dengan borgol seperti milik polisi yang sepertinya memang sudah dipunyai Pak Hasan sebelumnya. Waktu itu jam dinding menunjukkan pukul 21:30. "Wah kebetulan Mbak Linda adalah tamu saya yang terakhir, jadi kita bisa main sampai pagi.." ujarnya senang. Ketika semuanya sudah beres, yang dilakukan pertama kali terhadap diri saya adalah mencium bibir saya yang sedikit tebal. Pak Hasan melakukannya dengan penuh gairah dan nafsu yang membara. 

Dia gigit lidah saya dan saya pun membalasnya dengan antusias. Dicium dalam keadaan terikat adalah pengalaman pertama tapi anehnya saya merasakan kenikmatan yang luar biasa ketika diperlakukan seperti itu. "Ah.. ah.. Pak Hasan.. enak Pak.. enak Pak," kata saya ketika dengan sedikit kasar dia mulai membuka BH yang saya kenakan dan ia dengan lebih semangat mulai mencium dan mengisap serta menggigit nakal kedua payudara saya secara bergantian. "Wah tetek Mbak Linda besar juga ya.. Mbak saya perkosa ya Mbak.." katanya mulai ngelantur.

Sambil terus meremas-remas payudara saya, Pak Hasan pun tak lupa menciumi ketiak saya yang memang berbulu lebat. "Wuih baunya merangsang banget deh ini ketek.." katanya sambil terus menciumi ketiak saya. Setelah puas meniciumi ketiak, perhatian Pak Hasan beralih kembali ke kedua payudara saya dan mencium serta menggigitnya dengan lebih gemas lagi. Saya cuma bisa menahan nafsu yang luar biasa saat itu apalagi sekarang ini ditambah dengan jari tengah tangan kanan Pak Hasan mulai digesek-gesekkan dan sesekali dimasukkan ke lubang pantat saya. 

"Ah.. ah.. ah.. jangan Pak.. enak sekali.. jilat dong Pak pantat saya Pak.." kata saya mulai lupa daratan. Namun sebelum permintaan saya itu dilakukan, dia dengan paksa mulai naik ke atas dada saya dan memasukkan kemaluannya ke mulut saya. "Ayo isep yang enak kontol saya ini.. awas kalau nggak enak ya.. nanti nggak akan saya lepas ikatan di tanganmu ini.. sedot sampai licin ya!" katanya. Ketika saya emut dan sedot kemaluannya dalam-dalam kepala Pak Hasan tertengadah ke langit-langit kamar itu sambil tak henti-hentinya berkata, "Terus.. terus.. terus sedot.. terus sedot Mbak.. enaak.. wah.. enak betul sih Mbak mulut kamu.."

Sementara keringat mulai bercucuran di seluruh tubuhnya. Tak lama kemudian sebelum mencapai puncak orgasmenya, Pak Hasan langsung turun dari atas tubuh saya dan sekarang perhatiannya dialihkan kepada lubang pantat saya. Dibukanya kedua paha saya lebar-lebar sehingga lubang pantat saya terlihat dengan jelas di matanya. "Wah.. sepertinya Mbak Linda masih perawan ya.. sempit sekali nih silitnya, sebelum saya entot, saya jilat dulu ya silit Mbak.. emhh.. merangsang sekali sih". Tubuh saya terasa terbang di awan ketika lidah Pak Hasan dengan lincah menyisir seluruh permukaan lubang pantat saya. "Aaahh.. enak Pak.. aahh.. masukin dong kontolnya Pak.. cepetan dong.. udah nggak tahan nih.." ucap saya dengan tidak sabar.

Akhirnya saat-saat yang saya tunggu pun tiba. Pak Hasan dengan sabar membimbing kemaluannya untuk dapat dimasukkan ke lubang pantat saya. "Pelan-pelan ya Pak.. biar nggak sakit.." pinta saya. "Tenang aja Mbak, saya sudah pengalaman kok.." jawab Pak Hasan. Setelah dioles-oles dengan cream dan sedikit air ludah Pak Hasan maka lubang pantat saya jadi terasa agak licin. Kemudian "Bles.. bleess.. bless.." secara perlahan kemaluan Pak Hasan masuk dengan mantapnya. Ketika sudah sampai di dalam lubang pantat, terasa geli yang luar biasa di sekujur tubuh saya. Apalagi ketika Pak Hasan melakukan kocokan-kocokan yang teratur sembari menciumi payudara dan ketiak saya serta terkadang memasukkan jarinya ke mulut saya yang menimbulkan rasa nikmat yang laur biasa.

"Terus Pak.. terus Pak.. ahh.. enakk.. enak sekali Pak.. kocok terus.. Pak.." kata saya makin lupa diri. "Aduh Mbak.. silit kamu sempit sekali sih.. kontol saya jadi pingin cepet muntah nih.. aduh enaak ya Mbak.." ujar Pak Hasan tidak kalah gilanya. Akhirnya kurang lebih 15 menit kemudian tiba-tiba tubuh Pak Hasan menegang, keringatnya makin bercucuran dan dari mulutnya keluar kata-kata yang nggak jelas, 

"Mmmaahhf.. mmaahhff.. aduh saya nggak kuat nih.. mau keluaar.." dan tak lama kemudian setelah kocokan terakhir yang sangat kuat "Cret.. cret.. cret.. cret.." terasa cairan hangat di lubang pantat saya dan Pak Hasan pun akhirnya merasakan orgasme dan lantas jatuh lunglai di atas tubuh saya sambil berkata, "Enak ya Mbak..!" END by http://sekatokato.blogspot.co.id/ Cerita Seks Terbaru, Cerita Dewasa Hot, Cerita Mesum Seru - 

Selasa, 25 Agustus 2015

Ketahuan Sedang Asik ML Diruang Kampus Oleh Orang Lain

Cerita Seks Terbaru, Cerita Dewasa Hot, Cerita Mesum Seru - Setelah sebelumnya ada cerita dewasa terbaru bergambar Selingkuh Dengan Tetangga Karena Sudah Lama Tidak Dibelai Suami, kini ada cerita sex mesum Ketahuan Sedang Asik ML Diruang Kampus Oleh Orang Lain, selamat membaca.

Sore itu aku baru pulang dari rumah temanku. Karena perjalanan pulang melewati kampusku, maka sekalian aku menyempatkan diri untuk mampir ke sana dengan tujuan melihat nilai UTS-ku dan mencatat jadwal SP (Semester Pendek). Kumasuki halaman kampus dan kuparkirkan sepeda motor Tornado GX-ku. Saat itu waktu telah menunjukkan jam 17.35, di tempat parkir pun hanya terlihat 3-4 kendaraan. 
Ketahuan Sedang Asik ML Diruang Kampus Oleh Orang Lain
Ketahuan Sedang Asik ML Diruang Kampus Oleh Orang Lain

Aku segera memasuki gedung fakultasku, di sana lorong-lorong sudah gelap hanya diterangi beberapa lampu downlight, sehingga suasananya remang-remang, terkadang timbul perasaan ngeri di gedung tua itu sepertinya hanya aku sendirian, bahkan suara, langkah kakiku menaiki tangga pun menggema. Akhirnya sampai juga aku di tingkat 4 dimana pengumuman hasil ujian dan jadwal SP dipasang.

Ketika aku sedang melihat hasil UTS-ku dari lantai bawah sekonyong-konyomg terdengar langkah pelan yang menuju ke sini. Sadar atau tidak kurasakan bulu kudukku berdiri dan membayangkan makhluk apa yang nantinya akan muncul. Ah konyol, kubuang pikiran itu jauh-jauh, hantu mana mungkin terdengar bunyi langkahnya. Suara langkah itu makin mendekat dan akhirnya kulihat sosoknya, oohh, ternyata lain dari yang kubayangkan, yang muncul ternyata seorang gadis cantik. 

Aku pun mengenalnya walaupun tidak kenal dekat, dia adalah mahasiswi yang pernah sekelas denganku dalam salah satu mata kuliah, namanya Yuli, orangnya tinggi langsing, pahanya jenjang dan mulus, buah dadanya pun membusung indah, kuperkirakan ukurannya 34B, dipercantik dengan rambut panjang kemerahan yang dikuncir ke belakang dan wajah oval yang putih mulus. Dia juga termasuk salah satu bunga kampus.

"Hai.. sore, mau lihat nilai ya?" tanyaku berbasa-basi.
"Iya, kamu juga ya?" jawabnya dengan tersenyum manis.

Aku lalu meneruskan mencatat jadwal SP, sementara dia sedang mencari-cari NRP dan melihat hasil ujiannya.

"Sori, boleh pinjam bolpoin dan kertas? gua mau catat jadwal nih," tanyanya.
"Ooo, boleh, boleh gua juga udah selesai kok," aku lalu memberikannya secarik kertas dan bolpoinku.
"Eh, omong-omong kamu kok baru datang sekarang malam-malam gini, nggak takut gedungnya udah gelap gini?" tanyaku.
"Iya, sekalian lewat aja kok, jadi mampir ke sini, kamu sendiri juga kok datang jam segini?"
"Sama nih, gua juga baru pulang dari teman dan lewat sini, jadi biar sekali jalanlah."

Kami pun mulai mengobrol, dan obrolan kami makin melebar dan semakin akrab. Hingga kini belum ada seorang pun yang terlihat di tempat kami sehingga mulai timbul pikiran kotorku terlebih lagi hanya ada sepasang pria dan wanita dalam tempat remang-remang. Aku mulai merasakan senjataku menggeliat dan mengeras. Kupandangi wajah cantiknya, wajah kami saling menatap dan tanpa sadar wajahku makin mendekati wajahnya. Ketika semakin dekat tiba-tiba wajahnya maju menyambutku sehingga bibir kami sekarang saling berpagutan. 

Tanganku pun mulai melingkari pinggangnya yang ramping. Sekarang mulutnya mulai membuka dan lidah kami saling beradu, rupanya dia cukup ahli juga dalam berciuman, nampaknya ini bukan pertama kalinya dia melakukannya. Wangi parfum dan desah nafasnya yang sudah tidak beraturan meningkatkan gairahku untuk berbuat lebih jauh, tanganku kini mulai turun meremas-remas pantatnya yang montok dan berisi, dia juga membalasnya dengan melepas kancing kemejaku satu persatu. Tiba-tiba aku sadar sedang di tempat yang salah, segera kulepas ciumanku.

"Jangan di sini, gua tau tempat aman, ayo ikut gua!"

Kuajak dia ke lantai 3, kami menelusuri koridor yang remang-remang itu menuju ke sebuah ruangan kosong bekas ruangan mahasiswa pecinta alam, sejak team pecinta alam pindah ke ruang lain yang lebih besar ruangan ini dikosongkan hanya untuk menyimpan peralatan bekas dan sering tidak dikunci. Kubuka pintu dan kutekan saklar di tembok, ruangan itu hampir tidak ada apa-apa, hanya sebuah meja dan kursi kayu jati yang sandarannya sudah bengkok, beberapa perkakas usang, dan sebuah matras bekas yang berlubang.

Segera setelah tombol kunci kutekan, kudekap tubuhnya yang sedang bersandar di tepi meja. Sambil berciuman tangan kami saling melucuti pakaian masing-masing. Setelah kulepas tank top dan branya, kulihat tubuh putih mulus dengan payudara kencang dan putingnya yang kemerahan. Saat itu aku dan dia sudah topless tinggal memakai celana panjang saja. Kuarahkan mulutku ke dada kanannya sementara tanganku melepas kancing celananya lalu mulai menyusup ke balik celana itu. Kurasakan kemaluannya yang ditumbuhi bulu-bulu halus dan sudah becek oleh cairan kenikmatan. Puting yang sudah menegang itu kusapu dengan permukaan kasar lidahku hingga dia menggelinjang-gelinjang disertai desahan. Dengan jari telunjuk dan jari manis kurenggangkan bibir kemaluannya dan jari tengahku kumainkan di bibir dan dalam lubang itu membuat desahannya bertambah hebat sambil menarik-narik rambutku.

Akhirnya dengan perlahan-lahan kuturunkan celana beserta celana dalamnya hingga lepas. Kubuka resleting celanaku lalu kuturunkan CD-ku sehingga menyembullah senjata yang dari tadi sudah mengeras itu. Tangannya turut membimbing senjataku memasuki liang vaginanya, setelah masuk sebagian kusentakkan badanku ke depan sehingga dia menjerit kecil. Aku mulai menggerakkan badanku maju mundur, semakin lama frekuensinya semakin cepat sehingga dia mengerang-erang keenakan, tanganku sibuk meremas-remas payudara montoknya, dan lidahku menjilati leher dan telinganya. Aku terus mendesaknya dengan dorongan-dorongan badanku, hingga akhirnya aku merasakan tangannya yang melingkari leherku makin erat serta jepitan kedua pahanya mengencang. Saat itu gerakanku makin kupercepat, erangannya pun bertambah dahsyat sampai diakhiri dengan jeritan kecil, bersamaan dengan itu kurasakan pula cairan hangat menyelubungi senjataku dan spermaku mulai mengalir di dalam rahimnya. Kami menikmati klimaks pertama ini dengan saling berpelukan dan bercumbu mesra.

Tiba-tihba terdengar suara kunci dibuka dan gagang pintu diputar, pintu pun terbuka, ternyata yang masuk adalah Pak Ayip, kepala karyawan gedung ini yang juga memegang kunci ruangan, orangnya berumur 50-an keatas, rambutnya sudah agak beruban, namun badannya masih gagah. Kami kaget karena kehadirannya, aku segera menaikkan celanaku yang sudah merosot, Yuli berlindung di belakang badanku untuk menutupi tubuh telanjangnya.

"Wah, wah, wah saya pikir ada maling di sini, eh.. ternyata ada sepasang kekasih lagi berasik ria!" katanya sambil berkacak pinggang.
"Maaf Pak, kita memang salah, tolong Pak jangan bilang sama siapa-siapa tentang hal ini," kataku terbata-bata.
"Hmmm... baik saya pasti akan jaga rahasia ini kok, asal..."
"Asal apa Pak?" tanyaku.
Orang tua itu menutup pintu dan berjalan mendekati kami.
"sal saya boleh ikut merasakan si Mak ini, he.. he... he...!" katanya sambil terus mendekati kami dengan senyum mengerikan.
"Jangan, Pak, jangan!"

Dengan wajah pucat Yuli berjalan mundur sambil menutupi dada dan kemaluannya untuk menghindar, namun dia terdesak di sudut ruangan. Kesempatan itu segera dipakai Pak Ayip untuk mendekap tubuh Yuli. Dia langsung memegangi kedua pergelangan tangan Yuli dan mengangkatnya ke atas. "Ahh.. jangan gitu Pak, lepasin saya atau... eeemmmhhh...!" belum sempat Yuli melanjutkan perkataannya, Pak Ayip sudah melumat bibirnya dengan ganas. Sekarang Yuli sudah mulai berhenti meronta sehingga tangan Pak Ayip sudah mulai melepaskan pegangannya dan perlahan-lahan mulai turun ke payudara kanan Yuli lalu meremas-remasnya dengan gemas. Entah mengapa daritadi aku hanya diam saja tanpa berbuat apa-apa selain bengong menonton adegan panas itu, sangat kontas nampaknya Yuli yang berparas cantik itu sedang digerayangi oleh Pak Ayip yang tua dan bopengan itu, seperti beauty and the beast saja, dalam hati berkata, "Dasar bandot tua, sudah ganggu acara orang masih minta bagian pula."

Ciuman Pak Ayip pada bibir Yuli kini mulai merambat turun ke lehernya, dijilatinya leher jenjang Yuli kemudian dia mulai menciumi payudara Yuli sambil tangannya mengobok-obok liang vagina Yuli. Diperlakukan seperti itu Yuli sudah tidak bisa apa-apa lagi, hanya pasrah sambil mendesah-desah, "Pak... aaakhh.. jangan.. eeemmhh... sudah Pak!" Setelah puas "menyusu" Pak Ayip mulai menjelajahi tubuh bagian bawah Yuli dengan jilatan dan ciumannya. Setelah mengambil posisi berjongkok Pak Ayip mengaitkan kaki kanan Yuli di bahunya dan mengarahkan mulutnya untuk mencium kemaluan yang sudah basah itu sambil sesekali menusukan jarinya. Sementara Pak Ayip mengerjai bagian bawah, aku melumat bibirnya dan meremas buah dadanya yang montok itu, putingnya yang sudah tegang itu kupencet dan kupuntir.

Masih tampak jelas warna kemerahan bekas gigitan dan sisa-sisa ludah pada payudara kirinya yang tadi menjadi bulan-bulanan Pak Ayip. Tak lama kemudian kurasakan dia mencengkram lenganku dengan keras dan nafasnya makin memburu, ciumannya pun makin dalam. Rupanya dia mencapai orgasme karena oral seks-nya Pak Ayip dan kulihat Pak Ayip juga sedang asyik menghisap cairan yang keluar dari liang senggamanya sehingga membuat tubuh Yuli menegang beberapa saat dan dari mulutnya terdengar erangan-erangan yang terhambat oleh ciumanku. Sekarang aku membuat posisi Yuli menungging di matras yang kugelar di lantai. Kesetubuhi dia dari belakang, sambil meremas-remas pantat dan payudaranya. Pak Ayip melepaskan pakaiannya hingga bugil, kemudian dia berlutut di depan wajah Yuli. Tanpa diperintah Yuli segera meraih penis yang besar dan hitam itu, mula-mula dijilatinya benda itu, dikulumnya buah pelir itu sejenak lalu dimasukkannya benda itu ke mulutnya. Pak Ayip mendengus dan merem melek kenikmatan oleh kuluman Yuli, dia menjejali penis itu hingga masuk seluruhnya ke mulut Yuli.

Yuli pun agak kewalahan diserang dari 2 arah seperti ini. Beberapa saat kemudian Pak Ayip mengeluarkan geraman panjang, dia menahan kepala Yuli yang ingin mengeluarkan penisnya dari mulutnya, sementara aku makin mempercepat goyanganku dari belakang. Tubuh Yuli mulai bergetar hebat karena sodokan-sodokanku dan juga karena Pak Ayip yang sudah klimaks menahan kepalanya dan menyeburkan spermanya di dalam mulut Yuli, sangat banyak sperma Pak Ayip yang tercurah sampai cairan putih itu meluap keluar membasahi bibirnya, jeritan klimaks Yuli tersumbat oleh penis Pak Ayip yang cukup besar sehingga dari mulutnya hanya terdengar, "Emmpphh.. mmm.. hmmpphh..." tangannya menggapai-gapai, dan matanya terbeliak-beliak nikmat.

Kemudian Pak Ayip melepas penisnya dari mulut Yuli, lalu dia berbaring telentang dan menyuruh Yuli memasukkan penis yang berdiri kokoh itu ke dalam vaginanya. Sesuai perintah Pak Ayip, dia menduduki dan memasukkan penis Pak Ayip, ekspresi kesakitan nampak pada wajahnya karena penis Pak Ayip yang besar tidak mudah memasuki liang vaginanya yang masih sempit, Pak Ayip meremas-remas susu Yuli yang sedang bergoyang di atas penisnya itu. Aku lalu memintanya untuk membersihkan barangku yang sudah belepotan sperma dan cairan kemaluannya, ketika penisku sedang dijilati dan dikulum olehnya, kutarik ikat rambutnya hingga rambutnya tergerai bebas. "Wah cantik banget si Mbak ini, mana memeknya masih sempit lagi, benar-benar beruntung saya malam ini," kata Pak Ayip memuji Yuli. "Dasar muka nanas, kalo dia pacar gua udah gua hajar lo dari tadi!" gerutuku dalam hati.

Setelah penisku dibersihkan Yuli, kuatur posisinya tengkurap di atas Pak Ayip, dan kumasukkan penisku ke duburnya, sungguh sempit liang anusnya itu hingga dia menjerit histeris ketika aku berhasil menancapkan penisku di sana. Kami bertiga lalu mengatur gerakan agar dapat serasi antara penis Pak Ayip di vaginanya dan penisku di anusnya. Aku menghujam-hujamkan penisku dengan ganas sambil meremas-remas payudara dan pantatnya juga sesekali kujilati lehernya. 

Sementara Pak Ayip juga aktif memainkan payudara yang hanya beberapa sentimeter dari wajahnya itu. Tak lama kemudian Yuli menjerit keras, "Akkhh...!" tubuhnya menegang dan tersentak-sentak lalu terkulai lemah menelungkup, begitu tubuhnya rebah langsung disambut Pak Ayip dengan kuluman di bibirnya. Aku dan Pak Ayip melepas penis kami dan berdiri di depan Yuli secara bergantian dia mengulum dan mengocok penis kami hingga sperma kami muncrat membasahi wajahnya.

Tubuh kami bertiga sudah bersimbah keringat dan benar-benar lelah, terutama Yuli, dia nampak sangat kelelahan setelah melayani 2 lelaki sekaligus. Sesudah beristirahat sejenak, kami berpakaian kembali. Kami membuat kesepakatan dengan Pak Ayip untuk saling menjaga rahasia ini, Pak Ayip pun menyetujuinya dengan syarat Yuli mau melayaninya sekali lagi kapanpun bila dipanggil, meskipun mulanya dia agak ragu-ragu akhirnya disetujuinya juga. 

Kami yakin dia tidak berani kelewatan karena dia juga tidak ingin hal ini diketahui keluarganya. Sejak itu kami semakin akrab dan sering melakukakan perbuatan itu lagi meskipun tidak sampai pacaran, karena kami sudah punya pacar masing-masing. END by ceritaseks15.blogspot.com Cerita Seks Terbaru, Cerita Dewasa Hot, Cerita Mesum Seru -